Thursday, June 06, 2013

Pemuda Peduli Lingkungan Bali (PPLB): Dari Sekaa Demen Sampai sebuah Organisasi


Hari ini bersama teman-teman dari Undiksha dan Northeastern University mendapat kesempatan mengunjungi Pemuda Peduli Lingkungan Bali (PPLB). Beberapa hal yang sangat menarik dan menginspirasi saya dapatkan dari hasil pertemuan di beranda gedung IMACO, Pelabuhan Buleleng. 

PPLB merupakan sebuah organisasi yang amat baru. Berdiri pada tanggal 15 September 2012, PPLB mempunyai visi dan misi dalam melestarikan lingkungan terutama membebaskan lingkungan dari sampah plastik. Awal berdirinya PPLB sangat unik. Berangkat dari sekaa demen yang memiliki kesamaan kesadaran akan banyaknya sampah plastic yang mereka temui saat hiking, atau bermain sepak bola di pantai, Suka dan kawan-kawan akhirnya membentuk organisasi non- profit ini. Dengan bimbingan dan arahan serta donasi awal dari Made Sedana akhirnya PPLB resmi mendapat ijin dari pemerintah Bali/Kabupaten Buleleng. Sejarah lengkap bias dilihat disini.

PPLB memiliki beberapa program jangka pendek dan program jangka panjang. Beberapa program telah dilaksanakan dan beberapa program masih diagendakan. Beberapa program pendek seperti: 

(1) sosialisasi bahaya sampah plastik, cara pengelolaan, dan sosialisasi persuasive tentang lingkungan lainnya. Sosialisasi disampaikan dengan cara yang unik yaitu melalui kesenian tari Bali, Bondres; 
(2) mewujudkan desa bebas sampah plastik. Desa sambangan, basis PPLB, menjadi desa target untuk mewujudkan desa bebas sampah plastik. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait di desa Sambangan, PPLB telah melakukan beberapa hal seperti sosialisasi seperti yang disebutkan sebelumnya, memasang plang bebas plastik dan poster dan sebagainya. Pembangunan TPSS juga direncanakan; 
(3) Pengelolaan sampah yang lebih bagus. Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) akan membuat pengelolaan sampah lebih maksimal. Selain berguna bagi lingungan, masyarakat pengelola juga akan mendapatkan keuntungan. Misalnya dengan penjualan sampah plastik untuk daur ulang, pembuatan kompos dari sampah organic dan lain-lain.

Sementara untuk program jangka panjang, PPLB berencana membuat sebuah sekolah berbasis lingkungan di masa depan. 

Untuk menjalankan program-program tersebut, PPLB memiliki sebuah kepengurusan, yang didalamnya terdapat kira-kira 15-20 anggota. Keanggotan bersifat terbuka, jadi yang ingin bergagung terutama mahasiswa, siswa SMA, dan truna-truni, akan disambut dengan hangat. Dan begitu juga kalau berhenti, pintu dibuka dengan lebar. Jadi tidak ada ikatan khusus. 

Selain anggota, hal yang berperan penting dalam menjalankan program-program tersebut adalah dukungan finansial dan dukungan jaringan. Dukungan finansial hanya bertumpu pada dukungan donasi dari yang bersedia. Direncanakan jika TPSS sudah selesai, maka hasil pengelolaan sampah akan sangat membantu. Untuk jaringan, PPLB telah bekerja sama dengan beberapa pihak seperti pemerintah daerah, pemerintah desa Sambangan, sekolah-sekolah di desa Sambangan dan sebagainya.

Masalah yang sering dihadapi oleh PPLB dalam menjalakna program yaitu
(1) Pendanaan. 
Pernah suatu ketika para anggota ber-urunan untuk mendanai suatu program. Jadi dukungan sponsor dan donatur sangat diharapkan partisipasinya dalam menjaga dan memelihara lingungan.
(2) Keanggotaan.
Masalah keanggotaan menjadi masalah karena adanya stigma negatif bahwa memungut sampah plastik adalah sama dengan apa yang dilakukan pemulung. Oleh karena itu, Suka menghimbau dan sering mensosialisasikan bahwa apa yang dilakukan PPLB adalah lebih mulia dari memulung, tapi menyelamatkan lingkungan dan bumi.

Demikian informasi yang bias saya bagikan. Untuk informasi lebih lanjut silakan akses salah satu cara yang tersedia berikut:
Alamat : Jalan Srikandi Desa Sambangan

No comments :

Post a Comment