Saya memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sekali saat mengikuti babak final LombaPenulisan Opini tk. Mahasiswa Se-Bali yang diadakan oleh UKM Persma VISIUndiksha. Selain mendapatkan juara III; Yay!!!, saya juga belajar banyak saat
itu.
Setelah mendapat
pengumuman bahwa saya lolos 8 besar sebagai salah satu finalis dihari-hari
sebelumnya, saya memantapkan langkah saya memasuki Aula Teater Kampus Bawah
Undiksha untuk mengikuti babak presentasi pada hari Minggu 19 Mei 2013.
Setelah melalui acara
pembukaan, babak presentasipun di mulai. Semua finalis di panggil panitia untuk
mengambil undian nomor urut presentasi. Dengan berdebar saya mendapat nomor
urut 7. Nomor yang sangat membuat jantung saya berdebar-debar. Disatu sisi,
saya mendapat banyak waktu untuk mempersiapkan mental saya. Disisi yang
lainnya, saya semakin berdebar melihat penampilan para teman-teman peserta yang
sangat bagus.
Setelah mendapat nomor
urut presentasi masing-samping, babak presentasipun di mulai. Secara bergilir
peserta maju kedepan mempresentasikan tulisan opini yang di buat. Setelah
presentasi, juripun berkesempatan mengomentari sekaligus bertanya. Jujur
mendengar komentar juri, saya pun semakin gugup. Hingga tiba pada giliran saya,
setelah peserta dari STIKES Majapahit Singaraja & sebelum peserta dari Universitas
Udayana, saya dengan kemampuan terbaik saya membawakan opini saya yang berjudul
"Kearifan Lokal dalam Semangat Kebangkitan Lokal Abad XXI". Setelah
presentasi beberapa kometar dan pertanyaan yang saya ingat dari dewan juri:
- Apa yang saya presentasikan
sebenarnya bisa menjadi sebuah opini. Tetapi itu tidak disampaikan dengan bagus
di tulisan saya. Saya disarankan merekam apa yang ingin saya tulis karena
menulis tidak segampang berbicara.
- Sebenarnya tulisan saya
logis, tapi ide saya bukan ide yang bagus. Dan di sampaikan secara standar juga
di dalam tulisan.
- Saya disarankan memilih
diksi yang lebih tepat antara rekonstruksi atau kata yang lain. Dan beberapa
pertanyaan lagi.
Sebenarnya apa yang
disampaikan oleh dewan juri juga saya rasakan sebelum menulis opini saya. Tapi
jujur kreatifitas dan daya nalar saya sangat kurang. Jadi karena keinginan
untuk belajar yang kuat sayapun memutuskan untuk ikut perlombaan.
Setelah semua peserta
selesai mempresentasikan opinya, dan setelah makan siang, juri pun mengumumkan
juaranya. Dan saya sangat terkejut mendapat juara III. Perasaan saya sangat
senang. Sebab ini akan sangat berguna sekali membantu memotivasi saya untuk
kedepannya.
Sebelum mengumkan para
juara, salah satu perwakilan juri mengatakan bahwa tulisan-tulisan kami bukan
karya terbaik. Karya-karya kami belum mampu untuk menyakinkan pihak surat kabar
untuk diterbitkan. Beliau juga meyarankan kita untuk menulis bukan hanya untuk
mengikuti perlombaan seperti ini. Tetapi menulislah setiap hari jika kita ingin
menjadi penulis.
Beberapa refleksi yang
bisa saya lakukan adalah:
1. Saya tidak boleh takut
akan keterbatasan kapasitas otak yang saya miliki. Tapi saya harus lebih banyak
berlatih. Seperti yang dikatakan oleh Thomas A. Edison bahwa kesuksesan adalah
10% kejeniusan dan 90% usaha keras.
2. Saya tidak boleh
menulis hanya untuk mengikuti lomba saja. Tapi saya juga harus rajin menulis
setiap hari.
3. Mengikuti acara-acara
seperti ini sangat membantu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman saya.
No comments :
Post a Comment